Kenal dengan brand Proton kan? Mobil Nasional Malaysia yang tadinya merupakan kerjasama antara Proton dengan Mitsubishi dalam konsep Mobil Nasionalnya, yang pada awalnya dimulai hanya dengan melakukan re-branding atau rebadge.
Disini saya tidak mau berbicara mengenai sejarah Proton, atau perkembangannya yang sangat pesat di Malaysia dan di pasar Internasional. Saya hanya akan membahas kejadian unik dan ringan berdasarkan pengalaman pribadi saya dan beberapa rekan yang lain selama merasakan ‘berkendara’ dengan Proton di Malaysia.
Dalam beberapa kali kunjungan ke Malaysia, dari Bandara menuju ke hotel atau tempat kerja saya pasti menggunakan jasa taksi. Nah, kebanyakan dari taksi disana memang menggunakan Proton sebagai basis mobil operasional mereka.
Yang sangat saya perhatikan sekali adalah, pada saat taksi tersebut memasuki jalan tol dan sampai ke toll both atau gerbang tol pembayaran karcis ( kebanyakan sudah menggunakan sistem card ), saya selalu memperhatikan bahwa pengemudi taksi tersebut selalu membuka pintu-nya, tidak jendela kendaraan untuk melakukan scanning card untuk melewati toll both tersebut. Dikarenakan jarak yang terlalu dekat, seringkali tentunya pintu akan sedikit menghantam sisi toll both atau gerbang tadi, dan tentunya akan menimbulkan sedikit kerusakan, pikir saya.
Kejadian yang berulang ulang ( membuka pintu untuk membayar/scanning card di pintu toll) tentunya menimbulkan pertanyaan pada saya. Si pengemudi taksi menjelaskan kepada saya bahwa power windownya rusak, jadi dia terpaksa harus membuka pintu. Dan itu tidak terjadi di satu atau dua mobil, lho, tapi sudah di beberapa taksi yang sempat saya pergunakan jasanya. Di berbagai model dan tahun pembuatan.
Lagi lagi, menurut para pengemudi , hal tersebut dikarenakan sistem power window mereka yang rusak sehingga mereka tidak dapat membuka jendela dan terpaksa harus membuka pintu.
Ternyata hal ini bukan hanya menjadi perhatian saya, tetapi juga dari beberapa rekan kerja kami yang lain yang juga sering travelling ke Kuala Lumpur ,Malaysia. Kebetulan karena kantor regional kami memang disana, jadi baik kami dari Indonesia dan beberapa negara lain di Asia dan Eropa memang sering berkunjung kesana.
Merekapun sering bertanya tanya dan heran dengan ‘membuka pintu’ tadi. Beberapa rekan dari Eropa tadinya berpikir bahwa itu merupakan kebiasaan di Asia sendiri , sehingga mereka hanya menyimpan pemikiran tersebut dalam hati.
Satu pagi, bulan Oktober 2011 yang lalu, saat kantor kami sedang mengadakan open house event untuk klien klien kami , salah satu bos saya datang ke area breakfast di hotel kami dengan membawa surat kabar lokal. Dia tersenyum sambil memberikan sisipan iklan di halaman surat kabar tersebut di tengah tengah meja kami.
Iklan tersebut tampak seperti digambar diatas ini; Iklan Proton Lifetime Warranty untuk Power Windownya !
Kami langsung tertawa , mengingat pengalaman yang sudah sudah. Hasil pengamatan kami dan analisa sok tahu kamipun terjawab sudah ! Bahwa memang Proton, dibeberapa jenis/model nya memang punya kelemahan di sisi power window. Anekdot seperti “kami hanya memberikan warranty untuk power window, lho, mobil dan yang lain tidak termasuk ” langsung menjadi topik hangat di pembicaraan kami pagi itu.
Tapi tunggu dulu. Jangan kita semerta merta langsung mengambil kesimpulan bahwa ini strategi yang lucu dan konyol dari Proton. Menurut saya pribadi, ini adalah bentuk kejelian Proton dalam upaya memperbaiki kelemahan di sisi teknis, walaupun itu tidak terlalu krusial dan penting, dan yang terpenting : mendengar keluhan dari konsumen. Mereka mendengar, mengetahui dan berusaha memberikan satu quality dan safety assurance. Bahwa keluhan kecil pun mereka dengarkan.
Hal itu sudah jamak juga dilakukan oleh produsen mobil yang lain. Saat mereka melakukan recall, pada saat ditemukan adanya cacat produksi. Toyota melakukannya, Honda melakukannya, dan yang lain. Klaim dari konsumer atas reputasi dan nama baik, itu yang menjadi pertimbangan diatas pertimbangan teknis dan safety lainnya. Dan itu yang wajib dan menjadi komitmen mereka, untuk tetap menjaga pasar. Menjaga konsumen mereka di masa sekarang dan mendatang.
Hal yang sama, sayangnya tidak berlaku untuk satu mobil saya. Salah satu mobil murah kelas keluarga di Indonesia yang dikenal dengan kelemahan pada sistem alarm-nya. Terlalu sensitif, atau memang seringkali mengalami gangguan. Hanya karena mobilnya laris bak kacang goreng, mereka melupakan hal hal kecil seperti ini dan justru menganggap bahwa ‘itu sudah lumrah’. Sehingga para mekanik di diler resmi mereka hanya akan tersenyum, pada saat konsumen seperti saya dan yang lain mengeluhkan sistem alarm mereka.
Nah, mumpung lagi anget nih proyek Mobnas Esemka, apabila ada beberapa dari kalian yang membaca, harap diperhatikan ya hal hal seperti ini nantinya. Suara konsumen adalah yang menentukan perkembangan kalian kedepan. Ada satu masukan yang sangat berarti bagi saya dari salah satu rekan Kompasianer, Bapak Dpo Sanyoto bahwa Esemka perlu sangat berhati hati dengan proses Quality Control mereka . Harus benar benar serius dan hendaknya dimulai dari sekarang. Saya sangat setuju dengan hal ini. Karena safety, quality adalah suatu hal yang mutlak.
0 Komentar