Satelit-satelit dan orbiter bumi lainnya seperti teleskop luar angkasa Hubble (Hubble Space Telescope) dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station, ISS) menghadapi ancaman hujan badai meteor yang diperkirakan terkuat dalam satu dekade ini.
Hubble Space Telescope adalah teleskop luar angkasa yang dibawa ke antariksa oleh pesawat luar angkasa pada April 1990. Teleskop tersebut mengambil nama astronom Amerika Edwin Hubble.
Para ilmuwan NASA mengatakan badai yang berisi puing-puing komet tersebut akan menghasilkan pemandangan spektakuler bagi orang-orang yang suka melihat bintang di angkasa.
NASA mengatakan badai yang melewati orbit bumi di sekitar matahari setiap Oktober datang dari hujan meteor yang disebut Draconids.
Hujan tersebut juga diberi nama Giacobinids karena mengambil nama dari komet yang melempar mereka, komet Giacobini-Zinner.
Intensitas badai biasanya rendah tiap tahun, tetapi bisa meningkat secara drastis setiap 13 tahun ketika bumi melewati wilayah terpadat dalam aliran tersebut.
Intensitas tertinggi terjadi pada 1933 ketika badai mengeluarkan 54 ribu meteor per jam. Sementara, pada 1946, tercatat 10 ribu meteor.
Jumlah meteor terbanyak dalam badai tersebut pada 1998 mencapai ratusan setiap jam.
Dr William Cooke dari Meteoroid Environment Office NASA di Alabama mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghindari masalah akibat badai tersebut.
Menurut prediksi dari program komputer COoke menyimpulkan ratusan meteor per jam bisa terlihat dari bumi pada 8 Oktober 2011.
“Sebelumnya, kami tidak mengetahui apa yang terjadi. Kini kami bisa merasa lebih lega,” ujar Cooke. “Kami sudah bekerja sama dengan program-program NASA (lainnya) untuk mengatasi risiko terhadap pesawat luar angkasa.”
Bulan Oktober
Tanggal 8 Oktober merupakan puncak dari jadwal tahunan hujan meteor Draconid melintasi orbit bumi (biasa terjadi setiap tanggal 6 – 10 Oktober) yang seakan-akan kemunculannya bersumber dari konstilasi Draco The Dragon.
Meteor yang muncul juga sering dinamakan Giacobinid karena meteor tersebut berasal dari serpihan partikel komet Giacobini-Zinner yang terlihat melintas dari konstelasi Draco The Dragon.
Membahayakan Satelit dan Wahana Antariksa
Armada luar angkasa, satelit dan stasiun luar angkasa internasional sangat terancam kedudukannya termasuk teleskop Hubble yang selama ini telah banyak berperan dalam menelusuri berbagai galaksi dan obyek antariksa lainnya.
NASA mengeluarkan pernyataan seberapa besar dampak kerusakan yang mungkin dapat terjadi, namun operator armada luar angkasa telah diperingatkan dan dipersiapkan untuk mengembangkan mekanisme pertahanan diri.
Para astronom di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan badai meteor yang bakal terjadi selama tujuh jam ini bisa menghantam satelit di luar angkasa dan merusak peralatan elektronik di dalam satelit tersebut.
Perjalanan luar angkasa juga bisa dilarang sampai ancaman badai meteor tersebut berakhir. Selain ancaman fisik ketika badai menghantam secara langsung, gelombang medan listrik statik dari badai tersebut bisa membakar peralatan elektronik yang vital.
Langkah yang ditempuh NASA saat ini adalah dengan melakukan penelitian guna mengubah arah kedudukan stasiun luar angkasa internasional termasuk teleskop Hubble untuk menjamin obyek tersebut aman dari serbuan badai meteor yang akan datang.
Disamping itu NASA mengeluarkan larangan perjalanan bagi para penjelajah antariksa hingga ancaman dari arus partikel batu tersebut telah lewat.
Bagi para penyedia layanan/operator yang berkaitan dengan siaran televisi, komunikasi dan navigasi satelit, tidak diperkenankan untuk mengubah kedudukan satelit karena dapat beresiko terhadap berbagai stabilitas sistem yang ada, apapun resiko yang mungkin terjadi satelit-satelit tersebut akan menghadapi badai meteor.
Terlepas dari dampak hantaman langsung pada satelit, kekuatan elektro statis dari hujan meteor dapat melelehkan dan membakar komponen elektronika vital yang ada.
Secara umum, intensitas meteor yang melintasi bumi cukup rendah dengan periode intensitas dapat meningkat sekitar setiap 13 tahun sekali.
William Cooke, dari Meteoroid Environment Office di pusat penerbangan angkasa Marshall NASA di Alabama mengatakan, rencana sedang dikembangkan untuk menghindari masalah ketika badai meteor tersebut diperkirakan akan menghantam bumi.
“Prediksi komputer menyimpulkan bahwa beberapa ratus meteor setiap jamnya dapat terlihat dari bumi pada tanggal 8 Oktober 2011.” katanya.
0 Komentar